Tips Memulai Investasi yang Aman Untuk Pemula

Banyak pemula yang tidak tahu harus memulai dari mana cara berinvestasi yang aman dan nyaman. Seharusnya investasi menjadi hal yang mudah dan dapat dilakukan oleh semua orang dimanapun, kapanpun. Agar aman dalam berinvestasi, berikut tips investasi bagi pemula yang akan terjun di dunia investasi :

Riset dan Pelajari

Banyak sekali instrumen investasi yang dapat dipilih oleh para calon investor sesuai dengan tujuan dan profil risiko masing-masing. Umumnya, semakin besar risiko suatu instrumen, maka potensi imbal hasil yang akan didapat juga cukup besar. Misalnya obligasi, memberikan imbal hasil sebesar 6-8% per tahun. Adapun investasi yang memberikan imbal hasil lebih tinggi seperti saham atau reksadana dapat memberikan potensi rata-rata lebih dari 30% per tahun namun risiko performanya tidak konsisten, bahkan bisa menghasilkan imbal hasil minus, atau rugi.

Selain itu, banyak alternatif investasi tradisional seperti membeli properti, tanah, dan emas yang umumnya lebih disukai masyarakat karena fisiknya yang terlihat daripada sekedar membeli saham yang berbentuk sertifikat elektronik. Selain risiko perbedaan imbal hasil, yang perlu diperhatikan adalah risiko likuiditas, yakni seberapa cepat hasil investasi dapat diuangkan kembali. Hal ini biasa dihadapi dalam konteks pembelian properti atau tanah yang umumnya sulit dijual kembali. Pasalnya, investasi di bidang tersebut juga memakan biaya yang tidak sedikit. Tentunya semua harus disesuaikan dengan kapasitas dana yang bisa dianggarkan oleh calon investor.

Tetapkan Tujuan Investasi

Umumnya tujuan orang berinvestasi adalah untuk mendapatkan tambahan penghasilan diluar gaji yang diterima sebagai karyawan (atau laba bagi para pebisnis). Namun yang perlu diperhatikan adalah jangka waktu dan tujuan akhir dari apa yang ingin dicapai. Bagi sebagian besar orang, investasi dilakukan untuk memberi rasa aman pada saat masa pensiun di hari tua nanti. Di sisi lain beranggapan bahwa tujuan investasi adalah untuk melawan lajunya inflasi. Pada akhirnya semua pertimbangan harus melihat situasi keuangan calon investor, imbal hasil yang ingin dicapai, dan jangka waktu investasi.

 

Kegiatan berinvestasi memang dimaksudkan untuk tujuan jangka panjang. Pasalnya, investasi fisik seperti tanah dan properti dilakukan untuk jangka waktu lebih dari 20 tahun. Saham dan Reksadana dimaksudkan untuk para investor yang sabar menunggu imbal hasil berkembang untuk paling tidak 5 tahun kedepan. Di dunia ini tidak ada yang instant, kecuali banyak penawaran investasi dengan iming-iming bunga tinggi dengan tenor pendek. Bisa dipastikan itu adalah investasi bodong dan para investor tentunya harus jeli dalam memilih instrumen aset yang aman dan legal.